30 Desember 2017
- Ketinggalan scarf di Schonefeld (dan hampir ketinggalan pesawat)
- Kehilangan sebelah anting di Brussels (tenang, Bu..kali ini bukan anting emas yang Ibu belikan)
- Ketinggalan sarung tangan di salah satu bar di Brussels
- Kehilangan selembar 20Euro di Ghent
- Menjatuhkan satu tube hand cream entah di jalan mana di Ghent juga (kemudian membeli yang baru Body Shop di Brugge, jadi tidak buruk juga)
- Kehilangan notes kecil di waktu City Walking Tour!! Kesal karena aku mencatat banyak hal di dalamnya :(
- (sempat) Kehilangan keberanian di sekitar Minnewater karena ada creepy-exhibitionist-guy mengikuti T.T
- Ketinggalan sepasang bra dan celana dalam (yang kebetulan warnanya aku suka, ugh) di salah satu hostel tempatku menumpang mandi *facepalm
- Kehilangan sebagian harga diri (yang syukurnya kembali dengan cepat) karena salah mengirim pesan singkat di malam terakhir di Amsterdam (blamed on alcohol).
- Kehilangan (lebih tepatnya melupakan) kartu ucapan tahun baru dari beberapa teman di salah satu kedai waffle.
- Kehilangan beberapa Euro lagi, karena harus mengganti beberapa rencana perjalanan yang melibatkan pembatalan beberapa tiket dan pembelian tiket baru.
FOR EMMA LYRICS
"For every life ..."
"forego the parable."
"Seek the light."
"... my knees are cold."
Running home
Running home
Running home
"Go find another lover
To bring a ..., to string along!"
"With all your lies
you're still very lovable."
"I toured the light
So many foreign roads
For Emma, forever ago."
27 Desember 2017
26 Desember 2017
Cat or dog [kita sepakat dalam hal ini]Metal or hip hop [yoo..yoo, sesungguhnya musikku adalah folk]White or black socks [absolute black!]Soap or shampoo [shampoo(?)]Deodorant or perfume [dan dimulai ceramahmu tentang bagaimana aku salah memahami syntax, hingga tentang aftershave hingga eau de toilette]Lady gaga or Adele [ketidakjelasan, ketidakpastian, keragu-raguan, dari kedua sisi]Window seat or aisle [windows 98]Apple pie or blueberry tart [plain apple pie]
Pineapple or coconut [pineapple]Asia or west [Asia]Zoo or theater [tidak bisa memilih, memutuskan untuk pergi ke zoo with a nice girl]Spiderman or batman [spiderman, less miserable]Capitalist or communist [communist, their leaders are kinda cool! No further explanation.]Age of Empire or Half-life [Half-life from my side, karena aku payah dalam manajemen game yang membosankan.]Tartan or polka dots [tartan dari sisi situ, polka dots dari bagianku]
Ya, dua frase yang paling sering aku ucapkan dan aku dengar sejak kemarin. Di akhir setiap transaksi, atau bertemu orang secara random di jalan, frase itu yang saling ditukar instead of "danke", "hi", atau "bye". Rentang hari-hari ini terasa sangat sesuai denganku, terasa sangat positif dan mayoritas wajah tersenyum dan bahagia. Indahnya.

20 Desember 2017
18 Desember 2017
Di suatu sore praktek di salah satu klinik tempat saya dulu bekerja, saya ingat betul bahwa hari tersebut ada dalam rentang minggu dimana saya merasa jenuh dengan keseharian saya. Sederhananya, masa-masa tidak produktif dimana saya banyak menghabiskan waktu dengan menonton video tidak berbobot di youtube, menelusuri laman facebook dari atas ke bawah hingga atas lagi, hingga membaca tuntas komentar netizen di akun gosip instagram. Seorang anak perempuan datang diantar oleh kedua orang tuanya, menangis sambil memegang belah tangan kanan dengan tangan kirinya. Sang ibu menjelaskan singkat mengenai apa yang terjadi: sebuah cincin emas dimasukkan paksa ke jari yang ukurannya tak beda dengan diameter cincin tersebut. Alhasil, cincin berhasil masuk tak bisa dilepaskan. Riwayat dicoba tarik paksa, sabun, dan deterjen yang alih-alih membuat jari tengah si anak bengkak dan semakin tidak bisa dikeluarkan. Saya tak ingin langsung menyerah dengan mengirim anak tersebut ke UGD Bedah.
- Percobaan pertama: melumurkan gel ke jari bermasalah, bertaruh pada kelicinan gel. Gagal.
- Percobaan kedua: berimprovisasi dengan pinset, juga gagal bahkan sebelum mencoba karena si anak sepertinya mengasosiasikan pinset dengan aksi kekerasan.
- Percobaan ketiga: (mereferensikan diri pada video yang entah dari facebook atau instagram) dengan lugas menginstruksikan sang ayah untuk mencari benang. Kemudian kami mengerjakan tepat seperti yang dilakukan dalam video berikut.
9 Desember 2017
Blue eyes,
Dark silver hair,
Long legs,
Heavy voice.
I would never involved in this game if I know it could be so intimidating.
Owh, you don't like that word; intimidating. As you never like elevator and narrow space.
Till the end of the day, I was sure something beautiful works on some full time job inside your hemispheres. I found that was very appealing.
(The first encounter.)
"You're so ambitious."
"No, I am not."
"I mean ambitious in good way."
"No. Believe me, I am not."
Either I am a denial, or a big liar. You could tell.
(The first encounter.)
7 Desember 2017
[Dunia T. Dunia ini baru sama sekali, hangat menyambut para penghuni.]
Kita menyala, tidak ada siapa yang menemukan siapa.
Hanya nyala.
Mata biru, rambut perak.
Di sisi sebaliknya, hanya legam dan legam
Dingin gelap dan hati lantak,
Jeda sedetiknya, hanya genggam dan genggam.
Ini mudah sekali. Nyala ini mudah sekali.
Mulut yang tak berhenti mencatat,
Mulut yang sama yang menyesap teh herbal dari cangkir yang cacat.
Sedikit di atasnya, hidung yang merasa segala residu di udara
Udara yang selisih atas langkah panjang dan naif yang mengimbanginya.
popcorn yang hambar, bir yang kurang dingin,
tawa satir tertukar, film lawas mengumbar ingin.
Ini Berlin.
Di jarak lima belas menit,
Visualisasi adalah hal terakhir yang bisa dipercaya.
sebilah tangan yang terdengar gemetar,
bibir manis yang beraroma retakan awal musim,
badan yang meliuk di tengah spasi...dan hal-hal yang tak bisa terlihat dengan mata.
Kecuali, kulihat bukumu di atas rak yang entah sejak kapan kosong.
Dan,
Kita menyala, tidak ada siapa yang menemukan siapa.
Hanya nyala.
Hari ini, semua kereta masih lintas di jalurnya.
.A
(featuring RD, the one and only.)
17 Oktober 2017
Bulan paling terang adalah sehari setelah purnama. Selalu. Dan kita berdua tahu itu.
Misiku sepanjang seratus kaki dari mimpi; menjaga bulan runtuh di selantun tektonik, menghadangnya membentuk sabit dengan mengikatnya pada bayangan pohon tua, juga menolak gugurnya walaupun sudah tiba musimnya.
Bukan aku yang lebih tahu, asal usul konstelasi dan sejarah benda-benda bumi. Dan bukan dirimu, yang penuh omong kosong perihal awan dan bintang yang menari.
Pada masanya, manusia akan mulai bertanya, sejak kapan matahari mencelup cahaya, kemudian menampar bulan sekuat tenaga. Sampai terang. Sampai senang. Sampai kalimatku pecah menghantam gendang telinga siapa saja. Sampai senyummu beku. Cukup sampai di situ.
Ah ya, tentang bulan. Karena aku terlanjur menyebutnya lewat kedip mata.
Apa ia pernah pergi terlalu lama?
-A
08.10.2017
12 September 2017
Berapa banyak musim yang pergi?
Apakah lebih banyak dari musim yang berganti?
Ini bukan pertama, garis lintang sesak dilintasi rasa tanpa kata
Sebaliknya, huruf dan simbol saling menikahi, mengikrar janji berusaha hidup menolak mati
Kemudian, apa arti dingin yang gugur pada setapak yang tak habis dipunguti?
Penanda hari ini adalah musim yang berganti,
Ada terang dan benci bertabrakan di udara,
paralel di lintasan yang sama, gersang dan sepi menyapa sekadarnya.
Tak ada lupa, tak ada sisa
Tak lagi luka, tak pula jeda.
Musim memang mengenali masanya,
Demi kios-kios yang serentak membuka jendela.
Juga demi harga yang ditawarkan pada warna. Juga rupa. Juga mata. Juga pelintas bumi yang menguap setelah titik koma.
Seharusnya dimulai sebuah cerita,
namun bunga-bunga habis sebelum senja. Bahkan kaktus-kaktus muda tandas bersama durinya.
Panggung harus dilipat ulang.
Pencerita masih enggan pulang.
Gelap menolak datang.
Langit malam tak akan lekat dengan gaung parau kereta tua.
berjodoh dengan angin adalah tiupan-tiupan mesra (seharusnya dimaklumi oleh semua insan yang gemar berkeliaran)
Sungguh, ini perayaan kecil tanpa sampai jumpa.
Dan bagi satu merpati yang mencintai remah-remah roti,
Satu musim sepertinya tak akan kembali.
A.
9 September 2017
26 Agustus 2017
Membuat rekening bank baru bukan agenda favorit Aci. Ada banyak data yang harus diisikan ke dalam formulir. Ada banyak identitas yang harus dicocokkan. Ada banyak informasi yang harus didengarkan. Pada banyak kesempatan, beberapa hal harus diberi anggukan kepala, walaupun sulit dicerna. Itu pengalaman selama ini mengurus akun bank di Indonesia. Di Jerman? Hal menjadi lebih rumit lagi.
TERMIN. Lagi-lagi kata ini. Sesaat setelah memegang Anmeldung di tangan, aku pikir akun bank bisa dibuat segera, tinggal datang, mengantre seperti biasa. Pilihan bank aku rasa hampir sama, kecuali status student dengan usia kurang dari 25 (unfortunate me!), dapat membuat akun student yang tanpa biaya bulanan. Tanpa alasan yang krusial, Berliner Sparkasse menjadi pilihan. Setidaknya warna merah dan logonya mudah dikenali. Namun, mendatangi cabang terdekat Berliner Sparkasse ternyata tidak menyelesaikan segalanya, terutama jika ingin mendapat pelayanan dalam bahasa Inggris. (Tentu aku bersiap dengan bekal Deutsch for Dummy bagian 'Conversation at Bank', nyatanya, tidak cukup untuk penjelasan panjang lebar dengan untuk mengerti seluk beluk perbankan dasar. Fuhh.)
Secara total, aku mendatangi, mari kita hitung...1,2,3... 7 kantor cabang Sparkasse!
16 Agustus 2017
Kantor cabang Wilmersdorf (terdekat dari Burgeramt tempatku menuai Anmeldung). Jawaban yang aku terima, tidak ada staf berbahasa Inggris yang lowong hari itu. Disarankan membuat TERMIN, yang adanya di 10 hari kemudian (whaaat?). Kemudian berpindah.
Sparkasse Alexanderplatz. Ini cabang yang terbesar aku rasa. Kebetulan aku bertemu langsung dengan staf yang bisa melayani dalam bahasa Inggris dan gemar mengedipkan mata sebelah kirinya. Masih belum beruntung, TERMIN harus dibuat untuk hari besoknya, padahal besoknya aku harus menghadiri YLH conference. Dengan terpaksa pembuatan termin ditunda, sampai lewat masa rusuh conference. Namun aku sudah diyakinkan bahwa rekening dapat dibuat karena kelengkapannya berupa passport dan Anmeldung sudah ada.
Masih ada sisa waktu, aku melompat ke Sparkasse cabang terdekat, dengan harapan mungkin masih ada kesempatan jika aku beruntung bertemu dengan staf bank yang bisa melayani tanpa termin. Melompat bus, kemudian turun lagi begitu melihat siluet logo S dengan titik di atasnya. Aku bahkan lupa cabang mana, yang pasti aku mendapat penolakan juga.
21 Agustus 2017
Mendedikasikan hari untuk membuat rekening bank, aku kembali ke Alexanderplatz, tempat dimana dinyatakan bisa. Jawaban yang aku terima, "You should go to Sparkasse branch near Charlottenburg, because you're living there." Akh, ini semacam, "Bu, tidak bisa bikin rekening di Jakarta, soalnya KTP Ibu domisili Bali. Bikinnya juga yang cabang deket rumah ya...jangan yang nyebrang kabupaten." Hatiku patah lagi. Tapi ngikut juga ke cabang arahannya, salah satunya yang nomor 5.
Theodor-Heuss-Platz. Semua staf berbahasa Inggris cuti. Good timing.
Martin-Luther Strasse. Disambut dengan keyakinan, "Bisa, tunggu 5 menit". Apa yang kami dapat setelah 5 menit? "Ini resident permitnya tidak bisa untuk akun bank, harus cari lagi semacam surat keterangan di Auslanderbehorde." Lemaslah aku, appointment lain lagi? Membayangkan ribetnya appointment di Auslanderbehorde membuatku terpikir, apa ada cara lain bertahan hidup tanpa akun bank...jualan siomay ikan tenggiri, mungkin?
Grunewaldstrasse. Nihil.
Nollendorfplatz. Bertemulah dengan Pak Olaf (yang belakangan aku ketahui juga membantu pembuatan rekening beberapa kawan di Berlin.). TERMIN untuk keesokan harinya jam 10 pagi.
22 Agustus 2017
Mendatangi Pak Olaf. Mendapat penjelasan detail tentang rekening Berliner Sparkasse. Dan yes! Rekening di tangan (kartunya belum). Terima kasih Pak, jasamu tidak akan terlupakan, juga karena Bapak berkenan mengantar Anya ke toilet.
Pesan moral: membuat akun bank, baik di Indonesia, di Jerman, dan mungkin di mana pun, seperti uji keberuntungan. Keberuntungan kamu kasuk ke cabang bank yang mana. Keberuntungan kamu datang di hari apa. Keberuntungan kamu bertemu dengan staf bank yang bagaimana. Ingin sekali colekin temen anak bank, Onyun, Gembulz, Nechan. Jadilah sebaik Pak Olaf.
Sudah bukan rahasia lagi, Berlin ini, atau katakanlah Jerman secara umum adalah surganya termin. Termin adalah appointment, adalah perjanjian. Maka yang sering berjanji dan tidak ditepati, berbenahlah sebelum memasuki kancah per-termin-an. Jadi apa-apa disini harus dengan perjanjian. Urusan kantor pemerintahan, pake termin. Urusan sama bank, termin lagi. Segala macam instalasi atau servis atau reparasi, termin lagi. Kadang yang menyebalkan, mengatur terminnya sendiri susahnya minta ampun.
Lalu apa itu Anmeldung? Ulah apa lagi yang dilakukan Aci perihal Anmeldung?
Anmeldung adalah semacam surat yang memuat data kita termasuk alamat sementara yang akan kita peroleh setelah melakukan lapor ke Burgeramt. Kalau lokalnya di Indonesia adalah semacam KITAS atau KIPEM yang kita dapat setelah lapor ke kelurahan. Kalau di Berlin ini (entah wilayah Jerman lain), Anmeldung harus sudah di tangan dalam jangka waktu 14 hari setelah kedatangan disini, berdasarkan info situs resminya https://service.berlin.de/dienstleistung/120686/ Burgeramt-nya bebas, boleh yang mana saja. Nah, Aci sendiri tidak ada masalah dengan termin, karena pada dasarnya Aci seperti merpati...tidak ingkar janji. Hanya saja, tidak ada waktu kosong pada termin yang bisa ditemukan sampai dua minggu lebih disini. Maka dengan saran dari kawan, aku dan Aci menyambangi Burgeramt terdekat dari dorm di Dauerwaldweg yaitu Burgeramt Heerstrasse. Berangkatlah kesana, tiba 7.40 (dua puluh menit sebelum Burgeramtnya buka). Bingung juga mau nanya kemana dan bagaimana, sementara begitu dibuka, pemanggilan sudah sesuai nomor termin. Aci pun galau, ia terlalu malu mengakui datang tanpa termin, takut disangka tidak tahu aturan. Sampai memasuki jam kedua, memberanikan diri bertanya dengan bahasa Jerman pas-pasan, dan menuai jawaban. Aci dan aku diarahkan ke sebuah ruangan yang mojok sendiri, aku mneyebutnya sebagai room of shame, dimana ada tiga orang di depan komputer yang langsung menebak benar bahwa aku tidak memiliki termin. Segalanya langsung mudah, termin dadakan dibuatkan oleh salah satu penjaga room of shame, dengan catatan terminnya di kantor Burgeramt yang lain yaitu di Charlottenburg-Wilmerdorfstrasee. Walaupun harus berhujan-hujan, apapun, demi Anmeldung di hari itu.
Syarat pembuatan Anmeldung ini sendiri tergolong mudah:
Mengisi formulir
Passport
Mietvertrag (wohnung, apartment, dimanapun kita tinggal)
Perjuangan lainnya adalah mengisi formulir yang keseluruhannya berbahasa Jerman, yang selalu memunculkan penyesalan, kenapa aku tidak intens belajar bahasa.
Demikianlah, Anmeldung di tangan. Penting melentingnya adalah untuk pembuatan rekening bank. Tapi di balik proses meraih Anmeldung ini, ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik:
- Pastikan mengecek ramalan cuaca setiap hari, setiap akan keluar rumah
- Latih bladder untuk menahan pipis lebih lama, toilet umum langka adanya, bilapun ada di stasiun yang lumayan besar bayarnya sama dengan dua belas kali pipis di toilet umum di Indonesia
- Hapalkan frasa yang sering dipakai, tanya alamat, tanya jalan, bilang maaf nggak bisa bahasa Jerman, dst
- Anmeldung bisa juga diperoleh tanpa perjanjian, sebaiknya jangan ditiru, membutuhkan kesabaran, kerja keras, dan rasa tidak tahu malu.
Anmeldung ini harus dibuat baru setiap kali kita berpindah alamat. Dengan ini, aku pikir, sebaiknya aku tidak berpindah dari dorm ini.
20 Agustus 2017
Studentenwerk merupakan suatu badan yang memfasilitasi apartemen dan kost-kostan mahasiswa, termasuk mahasiswa international, di berbagai kota di Jerman. Untuk kamar satu ini, aku memasukkan aplikasi sekitar 6 bulan sebelum dinyatakan bisa dapat jatah. Kelebihan Stw adalah sewanya lebih murah. Kekurangannya ya itu, lama dapat kamarnya. Link https://www.stw.berlin/Syarat agar bisa masuk tenant studentenwerk adalah:
1. Terdaftar di kampus di Berlin (bisa nyusul, tapi bisa menunjukkan LoA)
2. Rekening tabungan bank Jerman (juga bisa nyusul)
3. Bayar uang sewa+kaution
4. Hati yang sabar dan teguh.
Karena dengan ada di sana, duniaku lebih terbuka. Aku tidak hanya melihat dengan dua mata.
- Bentuk penugasan yang mungkin memang relevan dengan workshop akan lebih optimal dengan evaluasi di tengah masa pengumpulan (bagiku, policy brief bukan jenis tulisan yang begitu familiar denganku.)
- Akan sangat menyenangkan bila bisa terlibat dalam lebih banyak workshop. (Bukannya maruk, tapi aku terhidupkan di dalam workshopnya.)
- Dalam beberapa hal, aku merasa kurang terfasilitasi (dan juga memfasilitasi diri) untuk debat dan simulasi. Merepresentasikan negara yang tidak kita kuasai (walaupun Singapura adalah tetangga, namun sangat jauh berbeda.)
- Urban gardening overlap dengan program utama. Sempat keteteran juga jadinya di sesi regional block.
11 Juli 2017
![]() |
Model Kebahagiaan (Kehakikian) dari Negeri Dengan Langit Penuh Layang-layang (Segera didapuk sebagai ikon Urip Iku Urup) |
26 April 2017
Pagi hari kemarin, burung kecil menoreh kedua kaki kecilnya,
Dengan tiga sayatan nyaris simetris,
Darinya meleleh darah semi kental nan amis
Ia dengar engkau menyenangi warna merah yang manis.
Pagi tadi, burung kecil meroket menukik di udara,
Melupakan pedih luka setengah menganga,
Mendaratkan cintanya pada sunyi beningnya jendela,
Ia yakin engkau di sana, menyukai hiburan dari balik kaca
Seharian ini, burung kecil mengabaikan setiap biji bulir padi,
Mengacuhkan getir asam perut menabuh bunyi,
Sebelum itu membawanya mati, ia bermimpi tangan hangat akan menenangkan resah hati.
Sayangnya engkau tak peduli. Darah, sunyi, bunyi, liar, lapar...burung kecil tak jua mati.
Perut kosongnya tak kunjung membisu,
Sampai saat ia menelan segenggam mesiu.
Ia yakin engkau menggemari kembang api, maka sembari terbang ia meledakkan warna dan warni.
Nyaris.
Kecuali bahwa tiada yang peduli pada kembang api di senja hari.
Kini, entah kepingan hari yang mana,
Burung kecil rampung mencabuti bulunya,
Kemudian mengenakan jubah rambut serigala.
Apa kini engkau melihatnya?
Seekor serigala mengaum sendu dalam sedihnya.
[Kontemplasi rasa: pecinta yang patah berkali-kali, pendosa pada satu dari banyak hari, perasa dengan sensitivitas tinggi, juga garis sedarah yang seharusnya enyah saja dari atmosfer bumi.]
27 April 2017
26 Januari 2017
Apa yang harus diungkapkan saat diantar sebelum pergi? Sampai jumpa? Doakan aku? Baik-baik selama aku pergi? Dan hal-hal lain yang lebih sering membuatku malah merasa tidak baik-baik.
Hari ini aku di sini lagi, di Bandara Ngurah Rai. Seorang teman (lagi) akan melanjutkan studi, dan aku akan mengantarkannya untuk bertemu sebelum pergi.
Dan...
Tiba-tiba aku sudah di sini, di Bandara Ngurah Rai. Sementara pikiranku masih mengusir rasa tidak nyaman menginjakkan kaki di sini sendiri, bagian lain otakku sudah lebih dulu menggerakkan badan lewat otot dan sendi.
Dan,
tempat ini, di hatiku, terlanjur menjadi satu titik sebelum lenyap, garis akhir sebelum senyap.
Search
Popular Posts
-
Akhir-akhir ini aku sering sulit tidur (bukan cuma akhir-akhir ini saja sih..). Mengisi jam-jam sulit tidur, jadilah yang aku lakukan adalah...
-
“Seseorang dapat menyempatkan diri mengunjungi Meksiko Utara dan bersedia menunggu 20 tahun demi melihat sekuntum Queen Victoria Agave me...
-
Raksha Bandhan (Bengali: রাখী বন্ধন Hindi: रक्षा बन्धन) is also called Rakhi Purnima (রাখীপূর্ণিমা) or simply Rakhi or "Rakhri"...
-
Aku tidak seindah itu hingga mematrikan deretan milestones demi menandai setiap checkpoint dalam hidupku. Mungkin bila aku melakukannya, sua...
-
Hari kemarin musik saya mati, saya sedih karena saya pikir saya tidak akan bisa menikmatinya lagi. Tapi ia meninggalkan sebuah kotak, da...
Recent Posts
Categories
- [EARGASM]
- 30Hari Bercerita
- Ahmad Wahib
- Aktivitas
- Bahasa
- Barcelona
- Birokrasi
- BYEE
- Cerita Dari Negeri Lain
- Co-ass
- Easy-Aci Exploring the World
- Event
- Ex-Berliner
- Family
- Fiksi Tapi Bukan
- Friendship
- Germany
- Golden October
- Inspirasi
- Japan
- Jerman
- Journey to the West
- Karya
- KKM
- Koas
- Kontemplasi
- Menulis Random
- Movie
- Puisi
- Quality Time
- Refleksi
- Romansa
- Serba-serbi
- Song of the Day
- Sweet Escape
- T World
- Tragedy
- Travel
- Trip
- Tulisan
- Urip Iku Urup