Defect, anomali...and perspective

17 Oktober 2017

On 14.22 by anya-(aydwprdnya) in , ,    No comments

Bulan paling terang adalah sehari setelah purnama. Selalu. Dan kita berdua tahu itu. 

Misiku sepanjang seratus kaki dari mimpi; menjaga bulan runtuh di selantun tektonik, menghadangnya membentuk sabit dengan mengikatnya pada bayangan pohon tua, juga menolak gugurnya walaupun sudah tiba musimnya. 

Bukan aku yang lebih tahu, asal usul konstelasi dan sejarah benda-benda bumi. Dan bukan dirimu, yang penuh omong kosong perihal awan dan bintang yang menari. 

Pada masanya, manusia akan mulai bertanya, sejak kapan matahari mencelup cahaya, kemudian menampar bulan sekuat tenaga. Sampai terang. Sampai senang. Sampai kalimatku pecah menghantam gendang telinga siapa saja. Sampai senyummu beku. Cukup sampai di situ.

Ah ya, tentang bulan. Karena aku terlanjur menyebutnya lewat kedip mata.

Apa ia pernah pergi terlalu lama?

-A

08.10.2017

0 comments:

Posting Komentar