Defect, anomali...and perspective

4 Oktober 2011

On 19.41 by anya-(aydwprdnya) in ,    No comments
Cover depan, mengantar kita untuk turut berandai-andai
Kita seringkali berandai-andai. Andai saja aku lebih pintar..bila saja aku lebih kaya..coba aku punya lebih banyak kesempatan. Banyak 'andai' yang biasa mengisi pikiran kita dio setiap kesempatan. Namun 'andai' yang ditawarkan buku ini sedikit berbeda. Kategori 'andai' yang bukan hanya mempengaruhi satu individu saja, melainkan juga mempengaruhi penilaian dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut. Ini lebih tentang hubungan satu subyek dengan subyek lain yang tidak hanya terbatas pada hubungan romansa semata.

"Andai Aku Jalan Kaki, Masihkah Engkau Selalu Ada Untukku?" adalah sebuah refleksi yang mendominasi cermin kehidupan masa kini. Memandang dari mata seorang pemuda kaya, pintar, lebih segalanya, yang berandai-andai bila saja dia bukan dia, cerita ini tidak memilih untuk berakhir sebagai cerita picisan. Dengan bahasa yang ringan, santai, cerita yang mengalir bisa jadi membuat kita tanpa sadar bergumam, "Ooo..iya juga ya.." Berasal dari sebuah pengandaian sederhana, menjadi cerita yang sarat makna tentang hubungan sosial, perbedaan, dan penghargaan. Buku wajib baca bagi yang merasa kadar toleransi terhadap sesama mulai terkikis.

Rangkaian yang tidak harus dibaca habis sekali pegang. "Andai Aku Jalan Kaki, Masihkah Engkau Selalu Ada Untukku?" seperti popcorn baru matang pada hari Senin di bioskop. Renyah, ringan, dan kita bisa memilih untuk menghabiskannya segera begitu film dimulai, atau menyimpannya hingga tiba scene yang lebih istimewa.


[Ingin merekomendasikan buku ini untuk beberapa orang, apa boleh?]

0 comments:

Posting Komentar