Defect, anomali...and perspective

29 Februari 2012

On 00.08 by anya-(aydwprdnya) in ,    No comments
Ini semacam oleh-oleh dari satu lagi film yang baru-baru ini aku tonton. Judulnya Real Steel, disutradarai oleh Shawn Lary, dan dibintangi oleh Hugh Jackman. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa jalan cerita dari film ini akan menyisakan bahan pemikiran yang cukup emosional bagiku. Ekspektasi awalku mengenai film ini adalah sesuai dengan judulnya (Real Steel= The Steel(s) that are real), jadi semacam film laga yang melibatkan robot-robot futuristik. Yah, harapanku tidak sepenuhnya salah hanya saja peristiwa yang banyak terjadi akhir-akhir ini membuatku tidak bisa menikmati Real Steel ini sebagai slightly-increasing-your-adrenaline-movie. Oh, iya...walaupun aku melabel film ini sebagai recommended movie, tapi aku tegaskan bahwa tulisan ini bukanlah resensi.




Menjadi Pemenang Dalam Arti yang Sebenarnya.
Ini hanya sepetik pelajaran hidup (katakanlah demikian) yang aku petik dari film ini. Mau tidak mau aku menengok kembali caraku melihat hidup dan memahami keunggulan dalam beberapa tahun terakhir ini. Bagaimana aku mengartikan kemenangan sebagai hasil eksak dari sebuah kompetisi. Bagaimana aku menghindari kegagalan hanya demi menutupi kelemahan hati. Pada akhirnya, ternyata kemenangan itu adalah saat kita menggenggam hasil terbaik setelah melakukan usaha terbaik yang kita mampu. Walau benda terakhir yang kita genggam itu hanya seberkas debu dan peluh, walau suara terakhir yang terbisik adalah sesal dan keluh. Walaupun benda itu bukan medali yang kasat mata bisa kita tunjukkan pada siapapun disana. 

15 Februari 2012

On 23.16 by anya-(aydwprdnya) in , ,    No comments
Pengalaman hidup adalah guru yang paling baik. Setuju. Karenanya, membentuk cita-cita, memupuk ambisi, dan menimba pengalaman sebanyak mungkin adalah tiga idealisme yang inginnya aku lakoni semasih usiaku dapat dikategorikan muda. Sederhananya, aku tidak ingin ada banyak penyesalan di masa depan.


*   *   *
Mungkin orang banyak melihat aku dari obrolan yang beredar di jalanan. Misal: mereka tahu cerita tentang perjalanan lintas benua yang pernah aku lakukan atau beberapa forum bergengsi yang pernah aku ikuti. Sesungguhnya ada lebih banyak hal yang tidak dapat mereka temukan begitu saja di jalanan. Banyak yang tidak tahu bagaimana perasaanku ketika beradaptasi dengan suasana yang asing total, sama banyaknya dengan mereka yang tidak mengerti rasanya berdiri di depan keramaian dengan tingkat kepercayaan diri di bawah titik beku. Dari pengalamanku yang belum begitu banyak dalam mengatasi situasi macam di atas, aku selalu mengandalkan barisan kata sakti: monkey see, monkey do.

13 Februari 2012

On 08.12 by anya-(aydwprdnya) in    No comments
I just posted one of my short story wrote in the middle 2011.
I proposed it as submission of a short story competition but unfortunately, I did not make it.
Please check my story, entitled BOTOL PLASTIK



You may give feed back through e-mail to my e-mail adress. Thank you.
On 07.57 by anya-(aydwprdnya) in , ,    No comments
Nihongo class started-->excited
Middle class--> nani nani-wa-nani nani-desu-->excited sambil puyeng
End of the class-->super excited!


Yah, akhirnya kelas bahasa Jepangku dimulai setelah aku mendapat alasan kuat yang "memaksaku" untuk meluangkan waktu beberapa jam seminggu untuk duduk di kelas sensei Trisna. Sedikit aneh memang, sejak dulu aku ingin sekali belajar bahasa asing. Logikanya, bila aku memang ingin traveling keliling bumi, sudah seharusnya aku memiliki perbendaharaan bahasa yang lebih kaya. Aku pernah ingin belajar bahasa Perancis karena terbayang-bayang Eiffel dan Louvern. Pernah juga tertarik mempelajari bahasa Itali (efek Eat, Pray, Love). Tapi keduanya urung karena alasan klasik:tak ada waktu. Lynn, salah satu Houtvens- hostfamily waktu menjelajah Belgia- menyarankan bahasa Latin sebagai bahasa-wajib-pelajari dengan alasan Latin itu sudah seperti bahasa bumi. Aku tidak mengikuti sarannya dan semakin yakin bahwa sudut pandang mahasiswa jurusan bahasa asing memang sulit dimengerti. Selain itu, beberapa bahasa dengan penulisan khusus;Tagalog, Cina, Rusia, sudah aku eleminasi jauh-jauh hari. Yah, bagaimanapun aku sadar diri bahwa kecerdasan linguistikku sedikit mengalami retardasi. Hingga beberapa bulan lalu, Tuhan mempermudah jalanku dengan menunjukkan satu alasan yang sulit untuk kutolak yaitu kesempatan lain melihat ke seberang lautan: mengunjungi negeri matahari terbit.

10 Februari 2012

On 09.25 by anya-(aydwprdnya) in    1 comment
Sudah beberapa orang menertawai aku untuk satu alasan yang serupa: takut bekerjasama (baca:mencontek) saat ujian. Ya, untuk segumpal alasan yang akan aku jelaskan di belakang aku memang tidak akrab dengan segala bentuk kecurangan saat ujian. Dan itu membuat mereka tertawa. Hhfff...sepertinya selera humor orang kebanyakan telah banyak berubah.