30 Juni 2016
Good People
Jack Johnson
Jack Johnson
Well you win/ it's your show now/ So what's it gonna be/ 'Cause people will tune in/ How many train wrecks do we need to see(Today I choose this song with all of my heart as literal person.)
* * *
Saat menemukan hari libur sama sulitnya dengan mencari needle 26G diantara tumpukan jerami, penulis banyak mengeluh tentang hidup. Setelah akhirnya dihadapkan pada lembaran organizer bulan Juli yang nyaris kosong, ternyata penulis juga masih mengeluh. Ya, duduk manis di depan televisi memang bukan aktivitas favoritku. Awalnya aku pikir menyenangkan, tapi belakangan menonton televisi bisa jadi lebih melelahkan daripada jaga sore di hari Senin..../ Where did all the good people go/ I've been changing channels/ I don't see them/ On the TV shows/ ....
Jack Johnson berselancar, menekan gulungan ombak salah satu pantai di Hawaii yang lebih terlihat seperti Pantai Kuta (semata-mata karena keterbatasan daya khayal penulis). Anehnya, ia tetap seimbang dengan sebelah tangan menenteng sebuah gitar. Lebih anehnya lagi, gitar tersebut tidak dimainkan, namun suara ombak seketika senyap digantikan suara berat syahdu dari Jack sendiri, mempertanyakan orang-orang baik yang mungkin pernah ia temui. Akh, seandainya Jack pernah berjumpa penulis. Entah dari mana, George the Curious Little Monkey datang, bertepuk tangan demi memeriahkan pertunjukan Jack. Suara Jack berulang-ulang seperti loop playlist, menghipnotis semua penyimak, dengan diamplifikasi angin di awal bulan Juli. Dunia damai. Keesokan harinya, sinetron dengan lebih dari 30 episode, infotainment, acara alay tipu-tipu, dan seluruh kejahatan dimuka bumi dikabarkan punah.
Tiba-tiba salah satu pisang milik George terlempar mengenai wajah penulis, hingga ia tersadar, empat halaman folio penuh keluh kesah bumi minggu ini mulai dari vaksin palsu, korupsi (tiada pernah habis), Brexit, LGBT, cerita lama isu HAM yang selalu baru, konflik guru-siswa, perseteruan polisi-Jack mania, terapi kanker terbaru, sampai iklan OLX untuk koper murah, terganti begitu saja dengan sebuah EARGASM. Yah, dunia mungkin menyeleksi alam manusia yang terlalu banyak bicara (baca: mengeluh) dan mempertahankan mereka yang betah mendengarkan.
They got this and that/ With a rattle of tat/ Testing, one two/ Man what you gonna do/ Bad news, misused/ Got too much to lose/ Gimme some truth/ Now whose side are we on/ Whatever you say, turn on the boob tube/ I'm in the mood to obey/ So lead me astray, and by the way now
Bersama Jack Johnson, aku terus bertanya-tanya:..../Where did all the good people go?
Padahal seharusnya aku tahu, good people masih ada di depan televisi, menonton channel NetTV.
28 Juni 2016
On 22.28 by anya-(aydwprdnya) in Romansa No comments
Jelas ini bukan salah satu ekspresi penduduk Indonesia yang latah euforia tahu bulat. Apalagi download permainannya di Google Store kemudian autis menyentuh layar gadget secara repetitif seharian. Apalagi kalap dan murka karena tidak menemukan soundtrack tahu bulat di list lagu saat karaoke *banting mic*
Tahu.../Bulat.../Digoreng dadakan/Di mobil/Limaratusan/Anget-anget/Gurih-gurih/ Enyyyoyy....//
Tentang tahu, dan tentang apapun di muka bumi, bila diniatkan untuk dikaji secara serius maka akan serius af. Karena ini astigmatism, maka aku tidak akan membahas kaitan antara kebulatan tekad tahu bulat dengan hukum termodinamika. Jauh lebih serius dari itu, secara pribadi, sepak terjangku mendiskreditkan takdir, jodoh, dan semacamnya sirna semenjak aku mengenal tahu bulat.
* * *
Sejarahnya berawal dari masa beberapa tahun ke belakang, mengambil latar negeri Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. *self slap* Hanya salah satu kesempatanku berkunjung ke Jogja tepatnya di Alun-Alun Kidul. Tujuan utama adalah makan cilok sambil lesehan dan menantang diri lewat diantara dua beringin. Kali pertama, aku gagal. Gagal adalah pangkal lapar, daya ganjal cilok pun sirna, dan hatiku jatuh pada dua mas-mas berkeringat di atas sebuah mobil model pick up. Rasa tahu bulat pertama di lidahku, dan aku suka.
Keesokan harinya aku ke Alkid lagi, motivasinya jelas: bertemu tahu bulat. Namun malam itu aku pulang dengan kecewa, mobil pick up itu, mas-mas itu, tahu bulat...aku gagal menemukannya.
Skema teknikal beberapa jenis penganan tahu (sumber dari grup Telegram yang aku juga lupa, maafkan)
* * *
Berselang tak lebih dari setahun sejak aku mulai percaya takdir, aku terdampar di seputaran jalan Thamrin, Jakarta. Bingung karena tidak menemukan minimarket karena aku perlu membeli sikat gigi, aku merasa lebih mirip gelandangan di rimba Jakarta (so literal ya, mengingat kucelnya wajahku petang itu). Perjalanan kembali ke hotel, tanpa disangka aku bertemu dengan penjual tahu, dan senangnya karena komoditas dagangnya ternyata memiliki bentuk...BULAT! Senang, riang, girang...hingga aku sadar ini hanya perasaan sesaat. Tahunya memang bulat, tapi tanpa mobil pic up, juga tidak ada hawa-hawa panas dari wajan penuh minyak, dan ini bukan Yogyakarta. Ini seperti bertemu seseorang yang mirip dengan cinta pertama kita, dan menyadari bahwa itu bukan dia, dan kamu tetap membelinya.
Ada rasa berbunga, tapi tak sama.
Ada rindu yang nyaris tersampaikan tapi tak bisa.
![]() |
Cinta pertama yang rasanya tak pernah sama. |
*nyanyi Jakarta Ramai*belagak Maudy Ayunda*pokoknya soundtrack selama di Jakarta*duet sama abang Uber*ganggu sopir bajaj pake suara fals.
Katanya takdir dan jodoh sudah diatur oleh-Nya. Katanya cinta pertama harus dikejar.
Yah, untuk tahu bulat dan cinta pertama lainnya.
Salam.
16 Juni 2016
On 05.12 by anya-(aydwprdnya) in Puisi No comments
TILL WE MEET AGAIN
Ketakutan adalah tatapan yang bila diulang tak lagi sama
Ketakutan adalah kesempatan yang terlalu langka, bahkan untuk dikarantina
Ketakutanku adalah tidak mengucapkan selamat tinggal dengan sempurna.
Karena sepucuk rasa takut, maka terambillah sebilah pisau paling tajam yang ditempa dengan rasa yang paling keras dan buta. Tanpa memalingkan muka, sebuah gerakan pasti memenggal satu-satunya tali yang memegang bulan agar tetap dalam tatapan.
Bulan tenggelam. Segera lenyap dari jangkauan, bergegas memasuki lapang pandang mata yang lain.
Satu, dua menanti, namun bulan tak kembali, karena ini adalah masa bulan mati.
Air pasang akan mengingatkan setiap insan di pinggiran.
Penanda masif oleh bulan di sepanjang Pantai Selatan
Yang bahagia, tak menginginkan apa-apa
Yang menanti, mengukir pasir sambil malu-malu menyentuh ombak yang meninggi.
[Hanya karena tiga hari ini langit secara konstan meneteskan batangan jerami, bukan jaminan bahwa rasa yang terbabat habis tak kan tumbuh lagi.]
"Aku takut setelah hari ini kita tidak menemukan waktu lagi."
"Aku takut perpisahan ini tidak terjadi berkali-kali."
Ketakutan adalah tatapan yang bila diulang tak lagi sama
Ketakutan adalah kesempatan yang terlalu langka, bahkan untuk dikarantina
Ketakutanku adalah tidak mengucapkan selamat tinggal dengan sempurna.
Karena sepucuk rasa takut, maka terambillah sebilah pisau paling tajam yang ditempa dengan rasa yang paling keras dan buta. Tanpa memalingkan muka, sebuah gerakan pasti memenggal satu-satunya tali yang memegang bulan agar tetap dalam tatapan.
Hari kemarin kataku mengikhlaskan.
Hari ini katamu kita biarkan. Riuh, rendah, redam.
Bulan tenggelam. Segera lenyap dari jangkauan, bergegas memasuki lapang pandang mata yang lain.
Satu, dua menanti, namun bulan tak kembali, karena ini adalah masa bulan mati.
Air pasang akan mengingatkan setiap insan di pinggiran.
Penanda masif oleh bulan di sepanjang Pantai Selatan
Yang bahagia, tak menginginkan apa-apa
Yang menanti, mengukir pasir sambil malu-malu menyentuh ombak yang meninggi.
Seekor burung ingin menanti.
Gaung dari karang berteriak, "Pergi!"
Waktumu tak sisa, aku masih ingin bersama
Waktuku memuai, namun takut tak akan terbuai.
Di bawah hujan,
Pisau di tanganku masih sama tajamnya.
[Hanya karena tiga hari ini langit secara konstan meneteskan batangan jerami, bukan jaminan bahwa rasa yang terbabat habis tak kan tumbuh lagi.]
12 Juni 2016
On 09.32 by anya-(aydwprdnya) in [EARGASM] No comments
KODALINE
All I Want
Kesedihan juga bisa dipresentasikan, secara indah.
All I Want
Kesedihan juga bisa dipresentasikan, secara indah.
Setiap orang ingin menjadi istimewa, namun banyak yang menolak untuk berbeda
Setiap orang memilih untuk menjadi unik, namun masih ragu dilabeli tak sama.
Percayalah, segala istimewa, beda, unik, ketidaksamaan...enyah seketika begitu kau ditabrak cinta.
All I want is nothing more// Than to hear you knocking at my door//'Cause if I could see your face once more// I could die a happy man I'm sure
When you said your last goodbye// I died a little bit inside// I lay in tears in bed all night// Alone without you by my side
But If you loved me// Why'd you leave me?// Take my body// Take my body
All I want is// And all I need is// To find somebody// I'll find somebody like you
So you brought out the best of me// A part of me I've never seen// You took my soul and wiped it clean// Our love was made for movie screens
But If you loved me// Why'd you leave me?// Take my body// Take my body// All I want is// And all I need is// To find somebody// I'll find somebody
If you loved me// Why'd you leave me?// Take my body// Take my body// All I want is// All I need is// To find somebody// I'll find somebody like you
Angin mengabarkan bahwa seseorang bekerja terlalu keras akhir-akhir ini. Kodaline hanya memfasilitasi sebuah visualisasi tentang manusia yang menghabiskan jam-jamnya dalam kubikel yang kasual kita sebut sebagai 'jam kerja'. Aku, kamu, kita...membayangkannya saja mengingatkanku pada sosok lusuh yang kulihat setiap hari di dalam cermin sebelum kudandani menjadi sosok yang kurang lusuhnya. Akh...apa waktu kita terlalu sempit untuk sebuah cerita cinta?
Dua partisi video Youtube.
Aku lebih suka part I, walaupun tanpa wajah tampan kalian, aku lebih suka cinta yang (sedang) mulai bersemi. Aku kurang suka part II, lebih karena hatiku terasa berat sepanjang Digby berkeliaran di luar rumah. Terimakasih karena akhirnya ia bisa pulang kembali. Bila tidak, kalian yang pulang saja ke Irlandia atau kembali menjadi 21 Demands!
Dua menit pertama cukup untuk merampungkan kompilasi perasaan negatif yang ditransfer lewat Whatsapp;
Perasaan tak berbalas,
Kasih tak sampai,
Hubungan yang kandas,
Kekalahan,
Penyesalan,
Maaf yang tak tersampaikan,
Kegagalan,
Penolakan.
Mendengarkannya berkali-kali membangkitkan afek depresi...dengan indah.
8 Juni 2016
On 00.25 by anya-(aydwprdnya) No comments
Raksha Bandhan (Bengali: রাখী বন্ধন Hindi: रक्षा बन्धन) is also called Rakhi Purnima (রাখীপূর্ণিমা) or simply Rakhi or "Rakhri", in many parts of India. The festival is a Hindu festival and is also a secular festival which celebrates the love and duty between brothers and sisters.
(https://en.wikipedia.org/wiki/Raksha_Bandhan)
To My Annoying Brother, From Your Silly Sister
Go find your world!
Kami lahir di bulan yang sama, tahun yang berbeda. Usia kami terpaut tujuh tahun. Aku lebih tua. Zodiak kami berbeda, aku Virgo, ia Libra. Shionya kerbau, aku kuda. Kata ibu, aku harus selalu menjaganya, sudah pasti..ia adik lelakiku satu-satunya.
* * *
Bertahun-tahun melihatnya tumbuh sejak masih berwujud bayi berambut kriwil, menjadi anak nakal berpipi bakpao, kemudian ABG manja yang tingginya entah sejak kapan melewati ubun-ubunku. Di mataku ia tetap adik yang sama: menyebalkan, menyusahkan, dan selalu punya alasan untuk membuat hatiku gerah. Mungkin baginya aku pun akan selalu sama: kakak yang cerewet, bawel, cerewet, bawel lagi...begitu seterusnya sampai kiamat. Tapi toh kami tetap saudara sedarah. Kami membagi banyak hal yang sama di luar penggalan gen dari bapak dan ibu; selera humor yang mirip, musik yang kami dengarkan, hingga genre film bajakan. Tapi setelah aku pikir-pikir, kami tidak pernah benar-benar melakukan sesuatu bersama. Sampai aku akhirnya memutuskan melakukan perjalanan berdua dengannya: sis-bro travelhood (tolong jangan bayangkan scene Sisterhood in Traveling Pants).
Kesempatan itu datang, kami berangkat ke Yogyakarta, berdua saja. Perjalanan kami singkat, namun aku bangga (entah kenapa) karena kami berhasil pergi dan pulang kembali.
Tidak banyak yang berubah, hidup berjalan seperti biasa, hingga kemudian ada masa ketika ia mengenakan setelan kemeja-jas dan celana bahan untuk kelulusan SMA, dan aku sadar, he is no longer my (our) baby boy. I should stop babysitting him.
Aku tahu adikku bukan penggemar berat tulisanku, bahkan aku ragu ia mengetahui eksistensi blog ini. Justru karena itu mungkin aku memilih menulis disini, alih-alih menjadikan perasaanku ini sebagai bumbu dari kebawelanku yang didengarkannya sambil lalu. Mungkin aku ingin didengar tapi lebih ingin ia menemukan esensi dari tulisan ini dengan sendirinya. Ya, aku memang kakak yang seambigu itu.
========================================================================
Hai Adik,
Aku pernah berdiri di tugu yang kamu pijak hari ini,
Aku menebar permen dan cokelat, yang kupinjam dari Hanzel, demi memastikan matamu awas pada jalur yang pernah aku babat dan lalui.
Kamu tak harus memunguti segala jejakku itu,
tidak semua orang suka makanan manis.
Tenang saja, siapapun bisa membuka setapak...
bukankah jalan yang terlalu mudah akan membosankan?
Aku sama dengan kenaifan manapun di muka bumi,
Aku memilih senang untuk hari ini,
dan menyisakan hari esok untuk dirisaukan nanti. Lagi-lagi, nanti kamu akan bosan secara alami.
Kemudian sadar, bahwa senang yang sejati, bukan tentang diri ini sendiri.
Kebahagiaanmu akan dikontrol lewat joystick, semacam yang kamu lakukan dengan RPGmu,
dan segala potion akan kamu dapat dengan membahagiakan orang di sekelilingmu.
[Lewati kecerewetanku tentang beberapa jeda waktu dimana kamu akan begitu rindu ibu, ingin bersandar di punggung bapak, atau sedikit ingin mengganggu kami, kakak-kakakmu.]
Nanti kamu akan tahu,
Ada masa dimana otakmu bingung apakah perih atau sedih
Ada saat dimana kamu kesulitan memilih: memenuhi perutmu atau mengistirahatkan kepalamu.
Akan ada itu, malam-malam yang terlalu sendu, dimana kamu akan menyesali langkah yang lalu. Nikmati gelap yang seperti itu, sepuas hatimu, dengan satu keyakinan saja yaitu esok harinya, kelopak matamu adalah satu-satunya tirai yang menghalangi cahaya.
Merasa tidak bisa bergerak maju? Seperti ada sebuah batu yang menghalangimu.
Kenapa ragu? Batu itu hanya alat bantu untuk membuat lompatanmu. Dunia ini adalah trampolinmu.
Hanya sebuah saran dari kakakmu yang selalu konyol ini, melompatlah!
Cium sayangku untukmu.
GO FIND YOUR WORLD!
========================================================================
[Tentu tidak akan ada prosesi mengikat Rakhi kecuali kami memutuskan untuk hijrah ke Nepal]
Aku tidak tahu kapan ia akan benar-benar melarangku mencium pipinya di depan umum.
Aku tidak yakin bagaimana memberitahunya bahwa namanya aku cantumkan sebagai ahli waris jiwaku, bahwa ia bisa kaya raya bila sesuatu terjadi padaku.
Aku selalu ingat kalimatnya yang mempertanyakanku berkali-kali,
"Beneran dokter bukan?"
Sesungguhnya dalam hati aku juga menjawab berkali-kali,
"Bukan, aku kakakmu, dul!"
(Hanya cara konyol seorang kakak yang ingin mengucapkan betapa sesungguhnya ia bangga adiknya selangkah lebih dekat menjadi sesuatu sesuai dengan yang diinginkannya.)
Langganan:
Postingan (Atom)
Search
Popular Posts
-
Akhir-akhir ini aku sering sulit tidur (bukan cuma akhir-akhir ini saja sih..). Mengisi jam-jam sulit tidur, jadilah yang aku lakukan adalah...
-
“Seseorang dapat menyempatkan diri mengunjungi Meksiko Utara dan bersedia menunggu 20 tahun demi melihat sekuntum Queen Victoria Agave me...
-
Raksha Bandhan (Bengali: রাখী বন্ধন Hindi: रक्षा बन्धन) is also called Rakhi Purnima (রাখীপূর্ণিমা) or simply Rakhi or "Rakhri"...
-
Aku tidak seindah itu hingga mematrikan deretan milestones demi menandai setiap checkpoint dalam hidupku. Mungkin bila aku melakukannya, sua...
-
Hari kemarin musik saya mati, saya sedih karena saya pikir saya tidak akan bisa menikmatinya lagi. Tapi ia meninggalkan sebuah kotak, da...
Recent Posts
Categories
- [EARGASM]
- 30Hari Bercerita
- Ahmad Wahib
- Aktivitas
- Bahasa
- Barcelona
- Birokrasi
- BYEE
- Cerita Dari Negeri Lain
- Co-ass
- Easy-Aci Exploring the World
- Event
- Ex-Berliner
- Family
- Fiksi Tapi Bukan
- Friendship
- Germany
- Golden October
- Inspirasi
- Japan
- Jerman
- Journey to the West
- Karya
- KKM
- Koas
- Kontemplasi
- Menulis Random
- Movie
- Puisi
- Quality Time
- Refleksi
- Romansa
- Serba-serbi
- Song of the Day
- Sweet Escape
- T World
- Tragedy
- Travel
- Trip
- Tulisan
- Urip Iku Urup