Defect, anomali...and perspective

29 Oktober 2012

On 06.44 by anya-(aydwprdnya) in , ,    No comments
Memasuki minggu kedua petualanganku di negeri Sakura. Aku sudah mulai terbiasa dengan dinginnya sapuan angin musim gugur, daun-daun yang berganti warna, dan jalan kaki dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Aku juga mulai terbiasa bergoyang dangdut dalam kereta yang penuh sesak, memastikan jalur subway yang benar, dan menahan diri melihat berbagai macam replika makanan yang dipajang di depan rumah-rumah makan. 

Yup! Oktober lagi, musim gugur yang lain lagi, cerita baru lagi. That's why I always love October.

Mulai pagi ini, cuaca bertambah dingin lagi, musim gugur yang sebenarnya, begitu kata dormitory master tempatku menghabiskan tidur malam berbalut selimut tebal selama dua minggu terakhir dan dua minggu yang akan datang. Banyak sekali yang terjadi 14 hari belakangan ini, ide-ide cerita berloncatan di dalam kepalaku. Terlalu banyak yang baru, terlalu banyak yang menarik. 

Yang pasti, Oktober lagi, musim gugur yang lain lagi, cerita yang baru lagi. That's why I love October very much, as I love September, November, February...... I love my live so much >.<








27 Oktober 2012

On 03.11 by anya-(aydwprdnya) in ,    No comments

Aku tak pernah bisa membaca pikiranmu
Sama seperti dirimu yang tak pernah bisa meramal hatiku.

Kadang dirimu bernyanyi dalam gempita. Kadang aku menangis di bawah hujan. Sering dirimu berteriak di sela gaung. Lebih sering lagi aku menunggu dalam renung.

Sudut-sudut yang kita bentuk selama ini sangat aneh. Sudut-sudut yang terbentuk diantara kita selalu aneh. Menumpul saat udara seharusnya hangat. Menajam justru saat kesepian menyengat. Garis-garis yang menghubungkan kita sangat aneh. Garis-garis yang memisahkan kita juga selalu aneh. Menebal saat pensil kita patah. Memburai menjadi titik-titik halus ketika tinta kita berwarna cerah.

Sejajar, dalam hubungan itu kita bertemu. Tegak lurus, relasi yang kita pilih saat memutuskan untuk tak saling mengenal.

Jadi?
Apa dirimu perih? Apa hatiku pedih?

Aku tak pernah bisa membaca pikiranmu
Sama seperti dirimu yang tak pernah bisa meramal hatiku.
Namun yang sama kita tahu, ketidaktahuan kita inilah yang membuat kita bertahan.


Suma, Kobe
Oct 27, 2012