27 Oktober 2012
Aku tak pernah bisa membaca
pikiranmu
Sama seperti dirimu yang
tak pernah bisa meramal hatiku.
Kadang dirimu bernyanyi dalam gempita. Kadang aku menangis di bawah hujan.
Sering dirimu berteriak di sela gaung. Lebih sering lagi aku menunggu dalam
renung.
Sudut-sudut yang kita bentuk selama ini sangat aneh. Sudut-sudut yang
terbentuk diantara kita selalu aneh. Menumpul saat udara seharusnya hangat.
Menajam justru saat kesepian menyengat. Garis-garis yang menghubungkan kita
sangat aneh. Garis-garis yang memisahkan kita juga selalu aneh. Menebal saat
pensil kita patah. Memburai menjadi titik-titik halus ketika tinta kita berwarna
cerah.
Sejajar, dalam hubungan itu kita bertemu. Tegak lurus, relasi yang kita
pilih saat memutuskan untuk tak saling mengenal.
Jadi?
Apa dirimu perih? Apa hatiku pedih?
Aku tak pernah bisa membaca
pikiranmu
Sama seperti dirimu yang
tak pernah bisa meramal hatiku.
Namun yang sama kita
tahu, ketidaktahuan kita inilah yang membuat kita bertahan.
Suma, Kobe
Oct 27, 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
Akhir-akhir ini aku sering kehilangan alat tulis (pulpen, bolpoin, dan sebangsanya). Ini menyebalkan karena keseharianku sekarang menjadika...
Recent Posts
Categories
- [EARGASM]
- 30Hari Bercerita
- Ahmad Wahib
- Aktivitas
- Bahasa
- Barcelona
- Birokrasi
- BYEE
- Cerita Dari Negeri Lain
- Co-ass
- Easy-Aci Exploring the World
- Event
- Ex-Berliner
- Family
- Fiksi Tapi Bukan
- Friendship
- Germany
- Golden October
- Inspirasi
- Japan
- Jerman
- Journey to the West
- Karya
- KKM
- Koas
- Kontemplasi
- Menulis Random
- Movie
- Puisi
- Quality Time
- Refleksi
- Romansa
- Serba-serbi
- Song of the Day
- Sweet Escape
- T World
- Tragedy
- Travel
- Trip
- Tulisan
- Urip Iku Urup
0 comments:
Posting Komentar