Defect, anomali...and perspective

27 Oktober 2012

On 03.11 by anya-(aydwprdnya) in ,    No comments

Aku tak pernah bisa membaca pikiranmu
Sama seperti dirimu yang tak pernah bisa meramal hatiku.

Kadang dirimu bernyanyi dalam gempita. Kadang aku menangis di bawah hujan. Sering dirimu berteriak di sela gaung. Lebih sering lagi aku menunggu dalam renung.

Sudut-sudut yang kita bentuk selama ini sangat aneh. Sudut-sudut yang terbentuk diantara kita selalu aneh. Menumpul saat udara seharusnya hangat. Menajam justru saat kesepian menyengat. Garis-garis yang menghubungkan kita sangat aneh. Garis-garis yang memisahkan kita juga selalu aneh. Menebal saat pensil kita patah. Memburai menjadi titik-titik halus ketika tinta kita berwarna cerah.

Sejajar, dalam hubungan itu kita bertemu. Tegak lurus, relasi yang kita pilih saat memutuskan untuk tak saling mengenal.

Jadi?
Apa dirimu perih? Apa hatiku pedih?

Aku tak pernah bisa membaca pikiranmu
Sama seperti dirimu yang tak pernah bisa meramal hatiku.
Namun yang sama kita tahu, ketidaktahuan kita inilah yang membuat kita bertahan.


Suma, Kobe
Oct 27, 2012 

0 comments:

Posting Komentar