4 Agustus 2012
Mengapa kebanyakan orang begitu
sulit untuk mengalah? Mengapa terkadang kita begitu sulit menerima pendapat
orang lain? Atau bila pertanyaan mengapa terlalu rumit untuk dijawab, kapan
terakhir kali salah satu diantara kita mendengar, memaafkan, dan menghargai?
Membuka suatu bahasan dengan
menarik garis dari titik-titik pertanyaan sebenarnya bukanlah gayaku. Walaupun
seringkali retoris, tapi jujur saja aku lebih suka mengawali sesuatu lewat
pernyataan daripada pertanyaan. Namun kali ini, aku ‘terpaksa’ berpikir beda,
karena pertanyaan-pertanyaan semacam di atas menyadarkan aku bahwa ada makna
yang jauh, jauh, jauh lebih dalam—yang sebelumnya jarang kita perhatikan,
perihal eksistensi kita sebagai umat manusia.
Langganan:
Postingan (Atom)
Search
Popular Posts
-
Hari kemarin, ia memperkarakan tentang bahagia. Bahkan debu jalanan pun tidak menjawabnya. Apakah memang tak bisa? * * * Di ...
Recent Posts
Categories
- [EARGASM]
- 30Hari Bercerita
- Ahmad Wahib
- Aktivitas
- Bahasa
- Barcelona
- Birokrasi
- BYEE
- Cerita Dari Negeri Lain
- Co-ass
- Easy-Aci Exploring the World
- Event
- Ex-Berliner
- Family
- Fiksi Tapi Bukan
- Friendship
- Germany
- Golden October
- Inspirasi
- Japan
- Jerman
- Journey to the West
- Karya
- KKM
- Koas
- Kontemplasi
- Menulis Random
- Movie
- Puisi
- Quality Time
- Refleksi
- Romansa
- Serba-serbi
- Song of the Day
- Sweet Escape
- T World
- Tragedy
- Travel
- Trip
- Tulisan
- Urip Iku Urup