Defect, anomali...and perspective

5 April 2016

On 01.21 by anya-(aydwprdnya) in    No comments

Embun itu kias, murni yang menjadi baku walau ia berdusta tentang pagi. Cangkang matahari itu bias, silau yang membungkus rasa sebelum menetas lalu lari. Dalam skenario ini, jalanan tak lebih dari titian aksara yang terjalin rapi dan diaspali udara hangat yang terus berkonveksi...mengingkari jarak, jauh atau dekat.

Apalah artinya aku, sebatang pinang yang ingin kau kerdilkan. Hingga tiba penghujung malam, seuntai mayang menagih janji. Entah absennya embun dan matahari, atau dedaunan yang ritmik menyentuhmu dari satu sisi, ada pucuk yang merindukan tanah yang kau pijaki.

Sebatang pinang, ia masih menggenggam satu permintaan lagi.

0 comments:

Posting Komentar