25 Maret 2016
On 17.54 by anya-(aydwprdnya) in Puisi No comments
~Senandung nada rendah.
~Angin terlalu enggan menggali sunyi demi menimbun sisa-sisa sepi. Maka mengalunlah segala kesumbangan yang dipaksa harmoni. Seekor tupai nanar berliur memandangi sebatang nyiur, menunggu disela desir yang membaur. Dalam tunggu ia mengetukkan sisi kanan ekornya pada kaleng aluminium yang permukaannya masih berembun. Ritmik, musik, cantik, unik. Notasinya kres dan mol, tumpang tindih berkali-kali.
~Seperti tupai dengan sepasang gigi besarnya, jalang menanti cinta...sesosok manusia tengah sabar menanti berita dan hal-hal biasa lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
Hari kemarin, ia memperkarakan tentang bahagia. Bahkan debu jalanan pun tidak menjawabnya. Apakah memang tak bisa? * * * Di ...
Recent Posts
Categories
- [EARGASM]
- 30Hari Bercerita
- Ahmad Wahib
- Aktivitas
- Bahasa
- Barcelona
- Birokrasi
- BYEE
- Cerita Dari Negeri Lain
- Co-ass
- Easy-Aci Exploring the World
- Event
- Ex-Berliner
- Family
- Fiksi Tapi Bukan
- Friendship
- Germany
- Golden October
- Inspirasi
- Japan
- Jerman
- Journey to the West
- Karya
- KKM
- Koas
- Kontemplasi
- Menulis Random
- Movie
- Puisi
- Quality Time
- Refleksi
- Romansa
- Serba-serbi
- Song of the Day
- Sweet Escape
- T World
- Tragedy
- Travel
- Trip
- Tulisan
- Urip Iku Urup
0 comments:
Posting Komentar