5 April 2016
On 10.36 by anya-(aydwprdnya) in Puisi No comments
Bicara tentang salah satu yang merindu.
Kamu boleh rindu aku.
Aku pun begitu, boleh rindu kamu.
Tapi rindu milikmu dibatasi prasyarat baku.
Sementara aku, tidak begitu.
Kamu boleh rindu aku, di hari-hari tertentu.
Hari dimana aku ingin dirindu olehmu
Sementara aku, bisa rindu kapan pun aku mau.
Merindumu, sesuka hasrat kumbang dalam perutku.
Rindumu dungu karena mengikutiku
Rinduku gila dan bertingkah tanpa nala.
Rindumu kelu jika kamu uapkan lewat kata mendayu
Rinduku hina, seperti debu yang mengkabutkan senja
Kamu boleh rindu aku.
Aku pun begitu, boleh rindu kamu.
Tapi rindu milikmu dibatasi prasyarat baku.
Sementara aku, tidak begitu.
Kamu boleh rindu aku, di hari-hari tertentu.
Hari dimana aku ingin dirindu olehmu
Sementara aku, bisa rindu kapan pun aku mau.
Merindumu, sesuka hasrat kumbang dalam perutku.
Rindumu dungu karena mengikutiku
Rinduku gila dan bertingkah tanpa nala.
Rindumu kelu jika kamu uapkan lewat kata mendayu
Rinduku hina, seperti debu yang mengkabutkan senja
Kamu boleh rindu aku,
Sama halnya aku boleh merindukanmu.
Hari ini, siapapun bebas merindu.
Kamu, aku,
sepasang lembu,
sebutir duku,
seekor lemuru
...
Namun besok,
Jangan rindukan aku.
Masalah rinduku, tak usah kamu tahu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
Recent Posts
Categories
- [EARGASM]
- 30Hari Bercerita
- Ahmad Wahib
- Aktivitas
- Bahasa
- Barcelona
- Birokrasi
- BYEE
- Cerita Dari Negeri Lain
- Co-ass
- Easy-Aci Exploring the World
- Event
- Ex-Berliner
- Family
- Fiksi Tapi Bukan
- Friendship
- Germany
- Golden October
- Inspirasi
- Japan
- Jerman
- Journey to the West
- Karya
- KKM
- Koas
- Kontemplasi
- Menulis Random
- Movie
- Puisi
- Quality Time
- Refleksi
- Romansa
- Serba-serbi
- Song of the Day
- Sweet Escape
- T World
- Tragedy
- Travel
- Trip
- Tulisan
- Urip Iku Urup
0 comments:
Posting Komentar