26 Mei 2014
Terimakasih untuk jalan sesat dan membingungkan.
Terimakasih untuk belokan nan tajam.
Batuan terjal, jurang curam.
Simpangan yang memanjang.
Juga,
didih aspal yang makin lama makin tak hitam.
Apa kita memang diajarkan untuk tak menoleh ke belakang?
Entah memungut kembali jejak yang tertebar,
atau dedaunan kering terlalu pedih saat tertinggalkan.
Jangan lupakan debu-debu!
Dengan mengaburkan pandangan ia memaafkan.
Dengan menempel di sela jengkal ia mengingatkan.
Hai, empunya cerita!
bahkan salah satu dari kita masih belajar; meminta maaf dan mengukir ingat.
Petang dan petang.
Penanda siang yang kunjung kan datang.
Salam terakhir untuk jalan sesat dan membingungkan.
Kala aku melihatmu memetakan waktu.
Kala aku mengenalmu melenterakan rindu.
[Rumah tercinta, 26 Mei 2014]
Search
Popular Posts
-
Akhir-akhir ini aku sering sulit tidur (bukan cuma akhir-akhir ini saja sih..). Mengisi jam-jam sulit tidur, jadilah yang aku lakukan adalah...
-
“Seseorang dapat menyempatkan diri mengunjungi Meksiko Utara dan bersedia menunggu 20 tahun demi melihat sekuntum Queen Victoria Agave me...
-
Raksha Bandhan (Bengali: রাখী বন্ধন Hindi: रक्षा बन्धन) is also called Rakhi Purnima (রাখীপূর্ণিমা) or simply Rakhi or "Rakhri"...
-
Aku tidak seindah itu hingga mematrikan deretan milestones demi menandai setiap checkpoint dalam hidupku. Mungkin bila aku melakukannya, sua...
-
Hari kemarin musik saya mati, saya sedih karena saya pikir saya tidak akan bisa menikmatinya lagi. Tapi ia meninggalkan sebuah kotak, da...
Recent Posts
Categories
- [EARGASM]
- 30Hari Bercerita
- Ahmad Wahib
- Aktivitas
- Bahasa
- Barcelona
- Birokrasi
- BYEE
- Cerita Dari Negeri Lain
- Co-ass
- Easy-Aci Exploring the World
- Event
- Ex-Berliner
- Family
- Fiksi Tapi Bukan
- Friendship
- Germany
- Golden October
- Inspirasi
- Japan
- Jerman
- Journey to the West
- Karya
- KKM
- Koas
- Kontemplasi
- Menulis Random
- Movie
- Puisi
- Quality Time
- Refleksi
- Romansa
- Serba-serbi
- Song of the Day
- Sweet Escape
- T World
- Tragedy
- Travel
- Trip
- Tulisan
- Urip Iku Urup
0 comments:
Posting Komentar