Defect, anomali...and perspective

17 Agustus 2016

On 06.59 by anya-(aydwprdnya) in ,    No comments

Pada sebuah koordinat di atas bumi,
titik pertemuan bujur yang melintang hari.

Melekat pada kulit berpori, bergeser mengikuti gurat sidik jari.
Bulir pasirlah yang menegaskan eksistensi mereka, wahai Pencari Jati Diri. 
Pada hakekatnya mereka hanyalah isyarat musim, yang dengan cerdik menipu waktu tidur para peri.  

Para bulir bergesekan;
"Rasakanlah mereka, hanya pada gelap malam mereka jumawa bersombong diri."
"Aku hanya merasakan hangat yang keluar dari celah mikro yang jumlahnya menandingi kita."
"Seberapa sering kamu menempeli bentuk kasat dari asmara?"
"Akh, iya.. Ini pertama kalinya."
"Jadi, mereka siapa?"

Sesaat senyap, seiring kurva liar lemparan bola Poké yang bertubi. Ada hati yang tertangkap lepas berulang kali.

"Hari berganti... "
"Kenapa mereka masih disini?" 
"Bibir pantai sudah muak melihat cinta sepanjang hari,  dan mereka akan bertahan sampai dini?"
"Sudahlah, abaikan saja. Hanya malam dan kita yang mereka punya dan mungkin mereka bukan selamanya."

*   *   *

Aku sungguh tak ingin berlalu. Ketika dirimu beranjak dan mengibas sisa pasir di tubuhmu, sesaat aku pikir aku mendengar bisikan mereka, membicarakan kita. Kemudian kita usai, sepasang kelomang yang menyaru di balik malam. 

Sudahlah. Mungkin tidak ada hari esok. Atau mungkin ada. 

0 comments:

Posting Komentar