2 November 2011
Sesuai dengan jadwal perjalanan, rute yang kami tempuh adalah Jakarta-Singapore-Frankfurt (kalau aku ditambah Bali-Jakarta pastinya) kemudian lanjut dengan train menuju Koln (Cologne). Setelah belasan jam di atas pesawat dan sekitar 45 menit dengan kereta, kami tiba di Cologne. Keadaan kami waktu itu? Jangan tanya, disorientasi waktu tingkat tinggi dengan perut kruyuk-kruyuk, lapar. Kami langsung pecah kongsi, bubar, buyar, jelalatan mencari toko makanan yang sesuai dengan selera Asia. Sayangnya, waktu setempat baru menunjukkan pukul 9 pagi, satu-satunya resto Chinesse food (atau Asian food ya? pokoknya satu-satunya yang jualan paket nasi) belum siap terima pesanan. Sampai kami berakhir dengan sarapan sandwich.
Sebelumnya perlu aku perjelas di sini, berdasarkan pengalaman pribadi dan cerita traveler senior, ada tiga komponen utama culture shock ketika kita bertandang ke negari orang. Yang pertama adalah BAHASA, jelas di sini karena tidak semua penyedia layanan umum di negara bersangkutan menggunakan bahasa internasional. Contohnya saja mbak-mbak yang jualan sandwich pagi itu juga tidak fasif berbahasa Inggris. Kedua adalah kendala CUACA. Sebagai negara tropis, kita termasuk miskin perbendaharaan cuaca dan musim. Bayangkan saja, kalau tidak panas terik menyengat, ya hujan deras berbadai lanjut banjir. Karena itu, persiapan menghadapi cuaca ekstrem saat traveling menjadi bahan wajib. Kebetulan bulan Oktober merupakan musim gugur di Jerman, deskripsi cuaca kurang lebih: langit kelabu, sinar matahari langka, ancaman hujan setiap saat, dan sangat windy dengan rentang temperatur sekitar 7-16 derajat Celcius. Nah, culture shock jenis ketiga, dan ini amat sangat penting adalah MAKANAN. Aku biasa hidup bermandi nasi, pagi, siang, sore makan nasi. Sekarang harus beradaptasi dengan makanan substituen lain macam roti, banyak salad, dan jenis daging yang berbeda. Demikian lecture singkat mengenai culture shock bagi newbie traveler. Semoga bermanfaat.
Pose di depan icon makanan Jerman: pretzel & carbonated drink |
Lanjut............
Dari stasiun Cologne dengan taxi kami menuju Best Western Premier, hotel tempat kami meluruskan spinal cord untuk seminggu ke depannya.
Pangkalan taxi di Jerman, taxinya beda ya.. |
At the park near Best Western Premier ================================================================ |
Our room, a minute before we came |
Just arrived, and this is mine (how messy am I -.-") |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
Akhir-akhir ini aku sering sulit tidur (bukan cuma akhir-akhir ini saja sih..). Mengisi jam-jam sulit tidur, jadilah yang aku lakukan adalah...
-
“Seseorang dapat menyempatkan diri mengunjungi Meksiko Utara dan bersedia menunggu 20 tahun demi melihat sekuntum Queen Victoria Agave me...
-
Raksha Bandhan (Bengali: রাখী বন্ধন Hindi: रक्षा बन्धन) is also called Rakhi Purnima (রাখীপূর্ণিমা) or simply Rakhi or "Rakhri"...
-
Aku tidak seindah itu hingga mematrikan deretan milestones demi menandai setiap checkpoint dalam hidupku. Mungkin bila aku melakukannya, sua...
-
Hari kemarin musik saya mati, saya sedih karena saya pikir saya tidak akan bisa menikmatinya lagi. Tapi ia meninggalkan sebuah kotak, da...
Recent Posts
Categories
- [EARGASM]
- 30Hari Bercerita
- Ahmad Wahib
- Aktivitas
- Bahasa
- Barcelona
- Birokrasi
- BYEE
- Cerita Dari Negeri Lain
- Co-ass
- Easy-Aci Exploring the World
- Event
- Ex-Berliner
- Family
- Fiksi Tapi Bukan
- Friendship
- Germany
- Golden October
- Inspirasi
- Japan
- Jerman
- Journey to the West
- Karya
- KKM
- Koas
- Kontemplasi
- Menulis Random
- Movie
- Puisi
- Quality Time
- Refleksi
- Romansa
- Serba-serbi
- Song of the Day
- Sweet Escape
- T World
- Tragedy
- Travel
- Trip
- Tulisan
- Urip Iku Urup
Sample Text
Blog Archive
-
▼
2011
(21)
-
▼
November
(8)
- FROM SANUR-BALI, WITH HEART, TO OUR MOTHER EARTH
- Gus Teja, Terimakasih Telah Membuat Saya Malu [Dar...
- From BAYER YOUNG ENVIRONMENTAL ENVOY 2011
- Day 2: Not A Good Way to End My Day
- Welcome November!!
- Just Arrived in Cologne
- An Hour at Chang I Airport, Singapore
- Frankfurt's Sunrise to Cologne's Sunset
-
▼
November
(8)
0 comments:
Posting Komentar