Defect, anomali...and perspective

13 Juli 2016

On 09.41 by anya-(aydwprdnya) in ,    No comments
Filmnya tentang cinta, tapi aku menulis tentang bantal. 
Aku tipe orang yang tidur tanpa bantal. Kalau pun aku punya bantal, keberadaannya hanya demi estetika semata. Kali ini sedikit perasaanku, tentang....bantal. Ya, tentang bantal.


Ada tapi tak makna
Di sana namun bukan utama.
Tidak semua bantal berdampingan dengan dipan
Kadang eksistensi patah, jauh dari harapan.

Pada suatu malam ia menyangga mimpi.
Hanya suatu, menyisakan lelap yang tak pernah kembali.
Di malam lain, ia hanyalah sarang di balik sarung,
Dalam sunyi yang tertahan meraung.
Pelukan getir saat sendiri saja,
amarah liar untuk tak jumpa yang terlalu lama

Ketika pun ia terakui di belahan hari yang tak sama.
Tak akan pernah ia menjadi apa yang dirinya.
Mengganjal lengan,
Mengganti teman,
Menyangga buku,
Menakuti kucing yang siluetnya lewat di balik pintu.

Bantal ada, kadang sekadar mengisi ruang agar tak hampa

Jangan menjadi bantal,
jangan menjadi kenangan.

*   *   *

Aku baru saja pulang setelah movie session with the genk. Koala Kumal, film komedi untuk yang patah hati, demikian katanya. Seharusnya aku bukan bagian dari pangsa pasarnya Raditya Dika, hanya saja entahlah, hati ini juga mulai mengalami retak rambut. 

Retak yang aku yakin tak tertutupi walaupun dipoles cat Dulax edisi palet warna Mediteranian sekalipun. Aku hanya ingin punya lebih banyak waktu bersama, sindroma wajib yang muncul setiap kali sadar waktu kita tak lama.

Berpisah bisa kapan saja,
yang melukai adalah setiap rasa ketika salah satu dari kita tidak disana. 
#baper#senengtapisyedih#prefarewell#earlyfarewell#yoknextmeetup


0 comments:

Posting Komentar